Translate

Jumat, 22 Mei 2015

APRESIASI DARI KOMISI INFORMASI


2 DecKI Provinsi NTB @KI_NTB
KI NTB memberikan penghargaan kpd Lembaga yg Proaktif dlm Keterbukaan Informasi yaitu FITRA NTB @KIPusat @seknasfitra @ErvynDR


Penghargaan dari Komisi Informasi Provinsi Nusa Tenggara Barat diberikan kepada FITRA NTB sebagai Lembaga yang Pro-Aktif dalam Implementasi Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2014.


Please visit : 
http://www.suarantb.com/2014/12/03/wilayah/Mataram/detil4.html
http://www.komisiinformasi.go.id/news/view/ki-ntb-anugerahkan-peringkat-badan-publik-dalam-empat-kategori

http://bimakota.sip-ppid.net/index.php/news/read/2015/02/24/1/anugrah-keterbukaan-informasi-publik-tahun-2014-provinsi-ntb.html
http://fitrantb.blogspot.com/2014/12/fitra-ntb-raih-pengargaan-dari-komisi.html

Rabu, 20 Mei 2015

20 MEI 1998 (TAWAMU)

JEMPOL UNTUK KAWAN-KAWAN! Bersama kawan-kawan usai Aksi Demonstrasi 20 Mei 1998 di Kantor Gubernur NTB. Nampak Ramli (bersandar di mobil berselempang Jaket Almamater Unram), Hasan Masat (ada kain perban di tangan bekas diterjang peluru karet aparat), Abdul Latief Apriaman (bersarung), Hidayat Jaya Miharja (alm.), Safriatna Ach, Johan Rosihan (pake ikat kepala putih), dan Munzirin. Saya yang bertopi kasi jempol di belakang Bung Johan.


 

TAWAMU
Pablo Neruda

Ambil roti ini dariku, jika kau ingin,
ambil pula udara ini, namun
jangan ambil tawamu dariku.

Jangan ambil mawar,
tombak bunga yang kaucabut,
air yang tiba-tiba memancar
meluapkan suka cita,
gelombang perak
yang terlahir dari kedalaman jiwamu.

Perjuanganku sungguh kasar dan aku kembali
dengan sepasang mata lelah
ketika kusaksikan
dunia tiada berubah,
namun ketika tawamu hadir
tawa itu pun terlontar ke angkasa
dan segera mencariku
dan membuka pintu-pintu hidupku.

Selasa, 19 Mei 2015

Laporan Pemantauan Progress Kegiatan APBD NTB TA 2014 sampai dengan Triwulan III September 2014



(Kajian Serapan Anggaran)
Data updated:  Posisi 30 Sept 2014

Pengantar
Total Belanja APBD NTB TA. 2014 adalah senilai Rp. 2,897 Triliun (Rp. 2.897.422.574.129), terdiri dari Belanja Langsung Rp. 1,199 Triliun (Rp. 1.199.217.315.289) dan Belanja Tidak Langsung Rp. 1,698 Triliun (Rp. 1.698.205.258.840).

Sampai dengan Triwulan III, realisasi penyerapan anggaran  mencapai 54,94 % atau setara dengan Rp. 1,592 Trilyun. Sehingga masih tersisa anggaran yang harus direalisasikan selama 3 bulan sisa waktu (2,5 bulan effektif) senilai Rp. 1,305 Trilyun.

Sementara itu jumlah SKPD di lingkup Pemprov NTB Tahun 2014 ini adalah sebanyak 44 SKPD.

Analisis didasarkan pada data progress Kegiatan APBD NTB yang dilansir oleh Pemprov NTB (tersedia dalam www.biroap.ntbprov.go.id click TV Monitor TEPPA)


I.                    Progress Realisasi Keuangan dan Fisik s.d Triwulan III

Deviasi (selisih) atau kesenjangan  antara target dan realisasi tahun ini sangat besar. Secara umum, realisasi keuangan dan fisik  sampai dengan Triwulan III ini belum sesuai target yang direncanakan. Pada triwulan III, rencana keuangan 71% namun realisasi yang berhasil dicapai baru 54,94% (selisih: 16,06 %). Demikian pula untuk fisik, rencana 80% namun baru terealisasi 54,47% (selisih: 25,53%).

Progress ini jika ditinjau untuk trend sepanjang tahun berjalan, sebenarnya merupakan pengulangan dari dua triwulan sebelumnya. Bahkan semakin mendekati akhir tahun, kesenjangan antara target dan realisasi semakin besar.

POTRET DPRD NTB PERIODE 2014-2019 (Ringkasan)

Ervyn Kaffah (01 September 2014)


SUMMARY:
21 orang Anggota DPRD NTB  Lama terpilih kembali
17 orang Politisi Naik Karir dari DPRD kab/Kota
39 orang Sudah berpengalaman menjadi Anggota DPRD Kab/Kota/Prov/DPR
Komposisi Anggota DPRD Lama relatif lebih banyak daripada yang Baru 39:26 orang (60% : 40 %)
Tingkat Pendidikan mayoritas S1 dan S2 (90%), SMA/Diploma (10%).
Anggota DPRD NTB didominasi oleh laki-laki (90,77%)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Selasa, 12 Mei 2015

Pandangan dan Harapan bagi Pelaksanaan Agenda Reformasi Birokrasi


Naskah Pembicaraan, disampaikan  dalam acara Launching Gerakan Reformasi Birokrasi,   serangkaian Pekan Reformasi Birokrasi Kota Mataram, 30 Januari 2015. 

Hadirin peserta Pekan Reformasi Birokrasi yang berbahagia,
Untuk memulai pembicaraan, izinkan saya mengungkapkan hal ini. Mungkin Anda juga sudah menyadarinya. Apa yang disebut dengan Reformasi Birokrasi (RB) ini cukup berat untuk dipahami, cukup rumit untuk diurai. Kata buku panduannya, reformasi birokrasi ini  ada 10 area, mulai dari aturan main, organisasi dan tatalaksana, sistem dan mekanisme, SDM, anggaran dlsb; merubah struktur dan mindset atau kultur birokrasi. Setelah itu, agar langkah RB ini jelas, maka disusunlah Road-map, peta jalan RB.

Karena itu, mungkin hal pertama yang paling penting untuk dilakukan adalah Menyederhanakan pemahaman tentang  RB itu sendiri.

5 KESALAHAN LOGIKA (SESAT PIKIR)



Beberapa  jenis kesalahan logika (sesat pikir) menurut Aristoteles yang kerap dipakai dalam berargumen sejak zaman Yunani Kuno:


1. Appeal to Emotion
Memanipulasi respons emosional untuk menggantikan atau menutupi argumen lain yang valid dan masuk akal.

KORUPSI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA DI LOMBOK


Studi Kasus Pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Pantai Kute Putri Nyale atau Kawasan Mandalika, Lombok Tengah.

Pengantar

Naskah berikut ini mencoba menguraikan gambaran korupsi di Nusa Tenggara Barat pada Era Orde Baru, khususnya di Pulau Lombok. Di dalamnya mengkaji postur korupsi yang terjadi dalam pengembangan Kawasan Wisata Terpadu Pantai Kute Putri Nyale   (juga dikenal sebagai Kawasan Mandalika), yang saat itu berada dibawah pengelolaan perusahaan managemen PT. LTDC. Pendek cerita, pola pengelolaan pariwisata saat itu menyebabkan lahan strategis kawasan wisata ini menjadi agunan bank oleh pengusaha PT. Rajawali  guna memperoleh kredit sindikasi perbankan. Saat kredit pengusaha macet, masuk dalam pengawasan BPPN, lahan kemudian dikonversi dengan hutang pengusaha. Apa boleh buat, dana bank telah terkuras, sementara pengembangan kepariwisataan terbengkalai.  Lahan kemudian berada dalam penguasaan pemerintah pusat.


Belakangan ini, Presiden  Joko Widodo  menyatakan tertarik mengembangkan kawasan wisata Mandalika. Bahkan akan dikucurkan dana sebesar Rp. 1,8 Trilyun untuk modal awal pengembangan kawasan ini (Posisi Mei 2015).  Sebelumnya, pengelolaan kawasan ini telah diserahkan kepada PT. BTDC (Bali Tourism Development Corporation). BTDC sendiri, konon situasinya sedang megap-megap, karena memiliki kewajiban hutang sekitar Rp. 1,5 Trilyun.



Naskah ini merupakan bagian dari naskah lebih lengkap yang saya susun sebelumnya, berjudul ”POLITIK KORUPSI DI NUSA TENGGARA BARAT”,  mengupas mengenai postur korupsi di NTB sejak Era Orde Baru, Era Reformasi sampai masa-masa awal ketika Era Otonomi Daerah mulai berjalan. Naskah lengkap  dapat dibaca dalam buku: FIQH KORUPSI; Amanah vs Kekuasaan. Ervyn Kaffah & Moh. Asyiq Amrulloh (Eds.), SOMASI NTB, 2013.