Translate

Selasa, 02 April 2013

KIAT: MEDIA LIST & TIM MEDIA



Memaksimalkan Hubungan dengan Jurnalis/Media


Bagi Anda aktivis sosial kemasyarakatan yang ingin memaksimalkan hubungan organisasi Anda dengan jurnalis dan media massa. Dua modal awal ini layak untuk dipersiapkan dengan baik.

Media List
Amunisi  paling penting dalam berhubungan dengan media adalah Media List. Sebuah daftar yang memuat  nama dan kontak semua media yang ingin Anda hubungi untuk mempublikasikan isu atau berita Anda.

Dengannya, Anda memiliki peluang lebih besar ketimbang orang lain yang tidak memilikinya untuk bereaksi cepat terhadap peluang pemberitaan yang  kadangkala  muncul pada saat tak terduga.

Buatlah dua macam media list, media mailing list dan media call list. Yang pertama adalah daftar media yang ingin Anda hubungi melalui surat, sementara yang kedua  via telepon.  Atau bisa juga kita membedakannya dengan cara : Daftar  pertama untuk seluruh media yang Anda ingin dan mungkin Anda akses, dan yang kedua adalah daftar media yang mudah diakses atau jadi prioritas untuk dihubungi sesuai karakter isu dan area wilayah kerja organisasi Anda.

Media Mailing List paling tidak harus mencantumkan nama media: koran, tabloid, majalah, stasiun televisi atau radio berita; alamat mereka; dan nama orang-orang atau kontak person  jurnalis atau redaktur, kompartemen  atau desk  di sejumlah media tersebut.  Selain mengirimkan rilis Anda ke jajaran redaktur media, hal yang tak kalah pentingnya adalah memiliki target khusus reporter lapangan tertentu yang dengannya Anda telah cukup kenal dengan baik.  Jadi dalam daftar Anda, selain media dan jajaran redakturnya, cantumkan pula reporter teman Anda.

Bagus jika daftar ini bisa difiling dalam komputer Anda, atau dalam komputer data base organisasi. Bedakan media berdasar area wilayah  yang dicover, lokal, satu pulau, satu provinsi, lintas provinsi-lintas pulau, atau area nasional maupun global.

Media Call list diprioritaskan untuk media yang terbit di kota (pulau dan provinsi) Anda dan wartawan yang bertugas di area yang menjadi prioritas wilayah sasaran  atau karakter isu organisasi Anda.  Untuk kategori, sebaiknya buatlah berdasar  jenis medianya, misalnya media cetak lokal:  koran (harian), tabloid (mingguan), majalah (dua mingguan/bulanan); stasiun radio lokal; atau stasiun TV lokal. Karena tujuannya adalah untuk dihubungi, tentunya selayaknya tersedia nomor telepon, faximili kantor, nama kontak di jajaran redaktur atau kompartemen, dan nama reporter yang bisa dihubungi. Untuk redaktur dan reporter usahakan untuk ditambahkan catatan mengenai di bagian pemberitaan apa ia bertugas.

Penugasan reporter lapangan biasanya dibagi berdasar area atau kota tempat meliputnya; berdasar rubrik misalnya politik dan pemerintahan, hukum dan kriminal, atau ekonomi dan bisnis. Di area utama yang dilayani, sejumlah pos penting ada wartawan yang rutin mengakses berita disana, misalnya untuk Kota Mataram, pos-pos seperti Kantor Walikota, Kantor Gubernur, Kantor DPRD, kantor Kejaksaan, Kepolisian dan pengadilan biasa ditugaskan wartawan tertentu yang setiap hari nongkrong disana untuk memantau isu.

Ambil koran yang terbit di kota Anda, pelajari secara seksama bagaimana cara pengelola media membagi halaman  mereka, apakah berdasar rubrik atau berdasar area wilayah.  Hubungi rekan Anda di jajaran redaktur media atau reporter untuk mencari tahu bagaimana model pembagian area atau penugasan kerja di media mereka masing-masing, dan bagaimana pola koordinasinya dengan koordinator liputan, penjaga rubrik dan atau jajaran redaktur atau kompartemen. Atau bagaimana cara kontributor daerah bekerja dan bagaimana pola koordinasinya dengan  redaktur.

Dengan mengetahui bagaimana sistem mereka dibangun dan cara mereka bekerja, Anda dapat menyusun rencana kerja Anda sendiri untuk memperbesar peluang isu Anda bisa dimuat.

Media call list sebaiknya gampang diakses oleh semua orang dalam organisasi, bagus bila disediakan tempat khusus untuk menempelkannya di dinding kantor yang gampang diakses atau terletak tepat dimana telepon kantor yang digunakan untuk menghubungi media berada. Jangan lupa, beberapa nama dan kontak redaktur atau reporter yang Anda kenal baik sebaiknya disimpan dalam alamat kontak telepon seluller (ponsel)  Anda agar dapat langsung digunakan jika dibutuhkan segera.

Media mailing list dan media call list harus diup-date secara periodik. Bila Anda mengetahui seorang reporter yang selama ini bertugas di area isu yang jadi prioritas Anda telah dirotasi, ketahui kemana ia dipindah, siapa penggantinya dan darimana ia sebelumnya  bertugas, segera up-date daftar Anda. Jika Anda jarang menggunakan daftar media Anda, upayakan untuk melakukan update dalam kurun waktu periodik misalnya per tiga bulan atau setiap enam bulan sekali.

Pada media lokal, tingkat pergantian atau rotasi  personal di level jajaran redaktur biasanya terjadi cukup lama, berbeda dengan  para reporter yang tingkat rotasinya cepat, baik rotasi antar kota (wilayah) maupun rotasi  pos atau rubrik  berita.


Tim Media
Sejauh bisa diamati, dalam sebuah organisasi biasanya ketika membangun managemen internal kita untuk berhubungan dengan media, kita mempertimbangkan bagaimana agar setiap orang punya kesetaraan dan peluang yang sama untuk jadi  juru bicara organisasi dan tampil berbicara atas nama organisasi di depan media.  Hal ini wajar saja, seseorang yang memiliki coverage dalam media mendapatkan  respek atau rasa hormat  khusus.  Alasan lainnya, kita mempertimbangkan untuk melakukan proses pengkaderan atau memberi peluang adanya kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk mendapatkan ”pengalaman” berhadapan dengan media.

Namun banyak pengalaman menunjukkan, seringkali hasil yang kita peroleh tidak terlalu optimal sebagai akibat tidak terkoordinasinya kerja-kerja itu, atau karena memang orang yang bekerja di zone media ini memang tidak punya ”kualifikasi” yang memadai atau bisa saja ia memang tidak berminat di bidang itu.

Pada titik ini, mungkin kita harus mengajak semua rekan kita untuk sedikit lapang dada dan berpikir jernih. Ingatlah, apa yang sedang Anda semua usahakan bukanlah semata tentang diri Anda. Kita sedang bicara tentang suatu yang maha penting menyangkut nasib orang banyak, kehidupan banyak orang lain, kelompok-kelompok minoritas, publik,  yang sedang diayani oleh organisasi Anda. Bukankah integritas  salah satunya dapat diukur dengan Anda berusaha menemukan hal-hal yang lebih besar, tujuan-tujuan yang lebih besar daripada diri Anda?

Jika pernyataan ini bisa diterima, Anda patut memikirkan untuk mulai memanage urusan kerja media ini dengan mempertimbangkan bagaimana agar hasil yang diperoleh bisa maksimal. Caranya, misalnya dengan memberi keseimbangan agar  di satu sisi aspek kesetaraan untuk berbicara di depan media masih bisa dilakukan, namun dengan memberi titik tekan agar mempertrimbangkan kualifikasi tim yang menangani urusan ini, agar hasil yang diperoleh lebih optimal.

Namun jika Anda mengejar hasil yang maksimal, pertimbangkanlah untuk membangun tim media. Persiapkan tim khusus dalam organisasi Anda yang bertugas mengorganisir kerja-kerja berhubungan dengan media massa.

Tim Media sebaik-baiknya  harus  terdiri dari tiga fungsi : Koordinator Media, Juru Bicara, dan Penulis/Editor. Jumlah orang dalam tim ini fleksibel, bisa jadi satu orang bisa bertugas  melakukan dua fungsi sekalgus, prinsipnya tiap fungsi dalam tim itu harus ada yang menanganinya.

Koordinator Media. Ia adalah orang kunci kita untuk membangun sebuah kerja hubungan dengan media. Ia haruslah seorang yang mengerti tentang arah pergeseran isu dan paham tentang segi-segi kejurnalistikan dan media, mau menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berkomunikasi dan membangun hubungan dengan orang-orang media.

Seorang koordinator media yang terlatih dapat mengembangkan sejumlah hubungan yang penting dengan sejumlah jajaran redaktur koran, atau produser maupun orang-orang penting yang mengurus gambar di televisi. Mereka adalah orang-orang yang akan menentukan seberapa besar coverage yang bisa kita peroleh atau jenis coverage yang mungkin bisa kita dapatkan.

Jika Anda bertugas sebagai koordinator tim media, cobalah untuk mengenal mereka dengan baik. Selalu ingat bahwa mereka orang biasa juga, sama seperti Anda.  Ketahui siapa mereka. Dia suka berolahraga apa? Jika punya anak, apa yang mereka sukai. Buatlah mereka jadi teman baik Anda, sesekali ajaklah mereka keluar makan siang, atau bertandanglah ke rumahnya. Kembangkan hubungan personal maupun  hubungan kerja dengan orang-orang paling penting di media massa ini. Merekalah yang biasanya memikirkan dan menentukan kemana arah berita media massa, atau isu-isu apakah yang akan dicover oleh media massa.

Koordinator media bekerja terus menerus untuk memastikan apakah siaran pers telah dikirimkan tepat waktu, mengontrol media list tetap terup-date, melakukan sejumlah aktivitas menghubungi media dan membangun hubungan dengan mereka, dan bekerja aktif dibelakang layar selama event-event media berlangsung.

Selama event-event media, seorang koordinator media memastikan apakah semua jurnalis atau orang media yang hadir telah menerima statement atau bahan-bahan seperti media kit, bahwa semua yang hadir sudah mengisi  daftar kehadiran, bahwa semua  peralatan untuk presentasi dan alat pengeras suara, dsb, telah siap pakai ditempatnya, bahwa wawancara khusus (jika ada yang meminta) setelah acara itu berlangsung nyaman, dan event itu berjalan lancar dan tenang.  Singkatnya, ia memastikan bahwa event itu berjalan lancar dengan memastikan semua elemen yang menentukan suksesnya sebuah acara media telah dipersiapkan dengan baik. 

Juru Bicara.  Kalau seorang koordinator media umumnya banyak bekerja di belakang layar, juru bicara sebaliknya. Ia adalah wajah organisasi di depan kamera, di dalam koran dan majalah, atau yang langsung menghadapi jurnalis selama event-event media.

Untuk menjadi seorang juru bicara yang baik, harus memiliki kecakapan mengartikulasi, ia haruslah seorang pendengar yang baik, dan memiliki tampilan yang bagus di layar kamera. Yang terpenting, seorang juru bicara haruslah Cukup paham tentang isu atau subyek yang disampaikan, dapat berpikir cepat dan mengolahnya menjadi tanggapan yang tajam maupun aman, dan tentu saja ia harus memiliki kredibilitas. Seorang juru bicara akan memaparkan subyek yang telah disapkan dan karenanya ia harus dapat memberikan laporan yang bagus kepada reporter. Pada beberapa isu yang sensitif, akan menguntungkan jika secara intuitif ia bisa  mengetahui ketika seorang reporter tidak cukup bersahabat.

Kalau Anda menjadi seorang Juru bicara organisasi. Kenali pewawancara Anda apakah ia punya reputasi membuat laporan yang jujur? Apakah mereka cukup bersimpati dengan isu organisasi Anda? Apa mereka cukup netral? Atau malah memihak lawan isu Anda?

Jika ingin menjadi juru bicara yang baik, luangkanlah waktu untuk belajar pada mereka yang bagus dalam kerja ini. Lakukan riset terhadap isu Anda sampai Anda tahu luar-dalam dan dapat menyampaikannya dalam bahasa Anda sendiri  dalam percakapan atau jika harus berdebat. Pikirkan dari sejumlah pertanyaan yang dilontarkan, mana yang Anda suka untuk menjawabnya, dan runut secara hati-hati respon yang mungkin Anda berikan. Selalu siap untuk memperbaiki dan menghaluskan.  Dengarkan bagaimana cara yang bagus yang sering digunakan oleh orang lain. Tetaplah rendah hati.

Penulis. Karena seseorang yang memiliki kemampuan artikulasi yang baik belum tentu dapat menulis, padahal sebagian besar kerja berhubungan dengan media, baik itu berupa event-event pertemuan langsung, mengirim siaran pers, dll, semua harus menyediakan bahan tertulis, yang mudah dicerna, jelas, dan ringkas. Kemampuan menulis secara jelas, ringkas  dan efektif ini tidak dimiliki oleh semua orang, maka Anda harus memiliki sang penulis dalam tim media Anda.

Jika memungkinkan, milikilah   seorang editor untuk menyederhanakan release-release atau media kit Anda. Setiap yang tertulis dan dirilis harus merefleksikan secara akurat posisi organisasi Anda. Pastikan bahwa lebih dari satu pasang mata dari tim media melakukan review terhadap apa yang sudah diproduksi.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar